Daftar Buku :
Keterangan :
Pada beberapa halaman di atas terdapat 2 Judul Buku, yaitu :
1. Buku 1 MBAI (Manajemen Bencana Alam Indonesia), hal 1a s/d halmn 4a
2. Buku 2 WW 3 (World War 3), halmn 1b s/d 4b
Buku Manajemen Bencana Alam Indonesia
Realtime Book Technolgy and Management, Ringkasan Utama dan Gambaran Umum :
Judul Buku 1 :
MILIKI SEGERA BUKU INI......!!!!!
Yang sangat Menarik dan Mengerikan didalam "Realtime Book Technology and Management" ini adalah dengan didasari adanya perpaduan antara "Kemajuan Teknologi dan Manajemen Modern Bencana Alam", yang mengungkap dan mengupas tuntas "Misteri Bencana Alam Indonesia", sebagai latar belakang yang sudah menelan ribuan korban jiwa rakyat Indonesia, kerugian triliunan rupiah, jutaan rakyat kehilangan tempat tinggal dan mata pencaharian, keadaan yang sangat memilukan hati dan penderitaan batin yang sangat sulit dilupakan, serta penderitaan hidup yang sangat berat dan memprihatinkan.Dengan alasan tersebut maka didalam buku ini akan dibeberkan secara detail tentang :
1. Kapan waktunya bencana gempa dan tsunami yang menakutkan tersebut akan terjadi dan apa penyebabnya, serta bagaimana hal itu terjadi.
2. Bagaimana dan apa proses yang terjadi sebelumnya sebagai indikasi dan tanda-tanda bahwa akan terjadi gempa dan tsunami.
3. Seberapa besar kapasitas daya hancur dan bahaha maut sebagai dampak akibat gempa dan tsunami yang akan terjadi.
4. Oleh karenanya dapat dijadikan sebagai "early warning emergency"sehingga dapat dilakukan "action plan" yang lebih fokus dan terintegrasi kepada semua komponen kekuatan bangsa dan negara, dengan tujuan dan sasaran "evakuasi dan penaggulangan dini" yang lebih terarah.
5. Akan timbul "high self confidence" rasa percaya diri yang tinggi, sehingga semua lapisan masyarakat yang memiliki buku ini dengan sindirinya akan memahami, mengerti dan bahkan menguasai berbagai hal yang terkait dengan gempa dan tsunami yang mengerikan dan mematikan. Termasuk seluruh lapisan masyarakat akan memiliki "save yourself", antisipasi dini dan berbagai tindakan penyelamatan jiwa dan harta benda, sehingga tidak perlu panik dan rasa ketakutan yang sangat tinggi dengan sendirinya akan berkurang dengan memiliki buku ini.
6. Dan berbagai "Teknis dan Strategis
Praktis" untuk penyelamatan perorangan, keluarga dan kelompok masyarakat.
"DENGAN
DEMIKIAN BUKU INI PENTING DAN WAJIB DIMILIKI OLEH SELURUH LAPISAN MASYARAKAT
INDONESIA, TERUTAMA SEBAGAI AKIBAT INDONESIA TERCIPTA SEBAGAI SUATU KEPULAUAN
YANG DIKEPUNG DAN DIKELILINGI OLEH ANCAMAN BAHAYA YANG SANGAT MENGERIKAN,
MENAKUTKAN DAN MEMATIKAN ATAU DISEBUT SEBAGAI "MEGA ANCAMAN
INDONESIA" (MAI), YAITU INDONESIA DIKELILING OLEH LINGKARAN GUNUNG API
BAWAH LAUT YANG DAPAT MENIMBULKAN GEMPA SUPERKOLOSAL DAN MEGA TSUNAMI ATAU
DUSEBUT SEBAGAI "THE RING CENTER OF INDONESIA DANGEROUS FIRE (RC of IDF).
AKIBATNYA SETIAP SAAT DAN KAPANPUN ANCAMAN BAHAYA INI PASTI AKAN TERJADI, SERTA
BAGAIMANA PUN RAKYAT HARUS MENGHADAPINYA. KEMUDIAN PERTANYAAN NYA APA YANG
HARUS KITA LAKUKAN UNTUK DAPAT SELAMAT...?
Pentingnya
Manajemen Praktis Berbasis Teknologi Bencana Alam
Buku ini sangat penting dimiliki oleh seluruh masyarakat mulai dari kalangan bawah sampai atas, termasuk pemerintah dan berbagai lembaga lainnya yang memiliki tanggung jawab serta kepedulian yang tinggi terhadap bencana alam Indonesia.
Dengan alasan utama bahwa : Indonesia merupakan suatu negara yang memiliki “Pusat Bencana Alam” terbesar di dunia, hal ini terbukti berdasarkan riset dari para pakar dan ahli bencana alam dunia, yang menyatakan bahwa Indonesia sebagai : “The Ring Center of Indonesia Dangerous Fire (RC of IDF)” atau “pusat lingkaran bahaya dan ancaman bencana alam terbesar Indonesia serta yang sangat potensial berada pada titik Sunda-Java Trench”.
Termasuk kaitannya antara kemajuan teknologi dan Mitos Kepala Naga Raksasa Indonesia (KNRI)
Indonesia sebagai satu-satunya negara di dunia ini yang memiliki rangkaian vulcano dan patahan yang terpanjang di dunia yang berada di dasar laut. Tautan lingkaran bahaya dan ancaman potensial ini berada pada 4 titik interseksi, yaitu : Eurasian Plate, Indian Ocean Plate, Australian Plate dan Pacific Plate, dimana pusat dari keempat tautan titik bahaya ini berada di posisi Indonesia, yaitu : Sunda-Java
Trench sebagai “Pusat Sumbu” nya, dan merupakan "Kepala Naga
Raksasa Indonesia (KRNI)", dimana identik dengan seekor Naga
Raksasa didalam berbagai cerita mitos dan legenda pada jaman dulu,
al-kisah bahwa naga raksasa ini adalah seekor ular raksasa atau monster atau siluman
dan bahkan beberapa suku bangsa di dunia meyakini bahwa naga raksasa ini
merupakan titisan dewa yang disembah, karena dipercayai dapat melindungi
manusia yang meyakini nya dari segala bencana, termasuk diyakini dapat
memberikan kekuasaan serta kekayaan.
Termasuk
beberapa suku di Indonesia sejak jaman dulu dan bahkan sampai sekarang masih
terdapat meyakini adanya mitos dan kepercayaan terhadap naga raksasa ini, dimana
al-kisahnya lagi bahwa "Nyai Roro Kidul" adalah jelmaan dari
naga raksasa sebagai penguasa alam bawah laut jawa yang pusat
istananya berada disekitar "Sunda Java Trench" . Berdasarkan analisa dan prediksi kemungkinan besar terdapat kaitan yang sangat kuat antara "Teknologi Tsunami,Vulcano, Erupsi dan Gempa dengan mitos serta kepercayaan
terhadap Naga Raksasa ini", terutama dari sisi proses terjadinya
tsunami diawali adanya erupsi lahar gunung api di bawah laut yang kemudian
menimbulkan ledakan dan selanjutnya mengakibatkan terjadinya "Transformation
Fault dan Deformation Fault pada Lapisan Kulit Bumi",
dimana gerakan dari kedua proses ini "berlawanan arah", sehingga
mengakibatkan terjadinya "Strike-Slip-Fault" pada "Lempeng
Sunda Java Trench" dan akhirnya menimbulkan "Gempa Tektonik
Superkolosal dan Mega Tsunami" yang sangat dahsyat berakibat terhadap tenggelamnya sebagian terrestrial daratan pulau Jawa dan Sumatra, yang diprediksi berdasarkan hasil riset dan pengamatan penulis sendiri dalam kurun waktu 12 tahun. Dimana hasil riset ini tidak berdiri sendiri akan tetapi didukung dengan berbagai perangkat riset dan analisis berdasarkan teori dan teknologi terkait, termasuk berdasarkan informasi dan masukan sebagai bahan refererensi dari buku-buku terkenal yang dikarang oleh para pakar, Doktror dan Professor dari berbagai negara maju, termasuk dari berbagai lembaga riset internasional, berbagai universitas dari beberapa negara maju, serta sumber dan data dari beberapa media internasional terpercaya
Seperti
yang terjadi pada erupsi
atau ledakan superkolosal dari “Gunung Api Krakatau” pada tahun 416
SM, kekuatan ledakannya sama dengan 400 megaton TNT atau ekivalen dengan 20.000
ton bom atom Hirosima. Berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi bahwa “teori
siklus hidup dari suatu gunung vulkanik, dimana akan terjadi perulangan erupsi
dalam priodik waktu dengan hitungan kelipatan bilangan bulat atau sebaliknya
atau disebut sebagai “Waktu Paroh”, dimana peristiwa ini mengakibatkan
Pulau Jawa dan Sumatera terpisah oleh Selat Sunda yang ada sekarang
ini.
Demikian juga halnya identik dengan mitos Naga Raksasa, dimanana ketika naga
raksasa ini murka sebagai akibat perbuatan manusia yang mempercayainya,
seketika "Naga Raksasa ini bangun dari tidurnya dengan luapan amarah
yang sangat tinggi sembari menyemburkan lupan api yang sangat besar dari
mulutnya serta mengibaskan ekornya berulang-ulang".
Hal ini
adalah merupakan suatu phenomena dan penemuan baru melalui suatu proses
analisa dan riset yang disebut sebagai " Historical Psychology
and Technology Impact". Dengan demikian teori ini tidak dapat
diabaikan dalam rangka untuk memahami dan menguasai segala sesuatu yang terkait
dengan "Mega Ancaman Bencana Alam Indonesia". Analisa lain bahwa kehidupan saat ini memiliki teori relativitas dengan
kehidupan masa lalu, awalnya penulis sendiri masih ragu tentang
hal ini, akan tetapi penulis pada
akhirnya mempercayai setelah mendalami penemuan Enstain tentang teori
relativitas.
Berdasarkan
teori "Historical Physicology and Technology Impact" ini diharapkan
pemerintah, lembaga terkait dan seluruh komponen kekuatan bangsa melakukan berbagai
program dan langkah konkrit yang dimulai sejak dini dan ke
depan "sebelum bencana alam Gempa superkolosal dan Mega tsunami yang lebih
dahsyat akan terjadi dalam waktu dekat". Berdasaran analisa ini diharapkan adanya suatu
program melalui "Konsolidasi
Nasional yang Fokus"dengan melibatkan seluruh komponen kekuatan secara aktif dan bersama-sama sebagi antisipasi dini dengan
tujuan akhir untuk menghindari terjadinya Gempa Superkolosal dan Mega Tsunami Indonesia, demikian juga secara paralel dilaksanakan "program
pembangunan teknologi" yang terkait Mega Indonesia ini,
terutama dalam bidang "penguasaan teknologi Satelit dan penerapan
Teknologi Deteksi Bawah Laut serta pengadaan Kapal Selam", sebab merupakan sumber ancaman yang sangat potensial.
Dari
ringkasan penjelasan di atas, seluruhnya akan terungkap lebih luas lagi pada
Buku 1 sesuai judul di atas, termasuk dikupas tuntas seputar tentang "Misteri
Bencana Alam Indonesia". Di dalam buku ini dijelaskan berbagai akibat
dan dampaknya, diantaranya bahwa setiap saat bancana alam ini pasti akan
terjadi, dengan tingkat kerawanan yang sangat tinggi dan spot ancaman yang
sangat besar serta resiko yang ditimbulkannya dapat mengakibatkan jutaan korban
jiwa dengan total kerugian dapat mencapai trilliunan rupiah dan bahkan didalam
buku ini diprediksikan bahwa "sebahagian Pulau Jawa dan Sumatera akan
tenggelam".
Prediksi ini
berdasarkan teori, analisa dan teknologi serta pengalaman dan kemampuan penulis pada kegiatan riset dalam bidang teknologi satelit, deteksi bawah laut, survei dan pemetaan dalam kurun waktu 11 tahun yang lalu.
Melalui berbagai data dan informasi yang akurat serta buku-buku sebagai referensi
terpercaya dari para pakar ilmu pengetahuan dan teknologi, termasuk kaitannya dengan suatu
asumsi kuat adanya mitos "Kepala Naga Raksasa Indonesia (KNRI)
yang bersumber dari buku-buku sejarah dan mitos serta legenda masa lalu Indonesia, maka
penulis dapat menyimpulkan prediksi tersebut di atas.
Sebagai akibat adanya RC of IDF ini, bukan hanya menimbulkan terjadinya “tsunami” yang sangat berbahaya, menakutkan dan mematikan, akan tetapi RC of IDF ini dapat menimbulkan pengaruh yang besar terhadap situasi dan lingkungan global yang terutama berdampak sangat besar terhadap Indonesia. Sehingga “RC of IDF ini menjadi pemicu” atau “RC of FID trigger” terjadinya bencana alam lainnya seperti : meletus nya gunung api; banjir bandeng; tanah longsor; gempa bumi; badai dan gelombang laut yang tinggi.
Indonesia beberapa waktu belakangan ini paling sering ditimpa bencana alam, diantaranya adalah : bencana alam tsunami di Aceh yang paling besar dan berdampak sangat luas terhadap kelangsungan hidup masyarakat Aceh; bencana alam gempa bumi di pulau Nias; bencana alam gempa bumi di Sumatera Barat; bencana alam tsunami di Kep. Mentawai serta bencana alam gunung Merapi, termasuk bencana banjir bandang pada beberapa daerah di seluruh Indonesia. Becana alam ini mengakibatkan penderitaan hidup yang sangat berat dari masyarakat yang ditimpa musibah bencana alam yang terburuk beberapa tahun belakangan ini pada beberapa wilayah di Indonesia.
Dari pengalaman pahit dan menyedihkan ini, bangsa Indonesia sangat tidak menginginkan hal ini terulang kembali. Berbagai upaya dan kerja keras mestinya sejak awal sudah digelar melalui suatu program perencanaan yang matang yang terintegrasi serta dengan persiapan yang baik. Dengan memiliki buku ini, maka seluruh lapisan masyarakat Indonesia dapat mengantisipasi, memantau, memonitoring dan menanggulangi bencana alam dalam 3 phase tahapan, yaitu : prediksi akurat dan persiapan yang lebih baik terhadap akan terjadinya bencana alam; bencana alam yang sedang berlangsung dan phase ketiga setelah terjadinya bencana alam. Dengan Manajemen Praktis Bencana Alam Berbasis Teknologi dengan 4 Motto On The Spot ini,
proses bencana alam pada ketiga proses tahapan tersebut akan dapat di-manage melalui suatu program perencanaan dan persiapan yang lebih komprehensif, teratur, tapat waktu, tepat biaya, tepat guna dan tepat sasaran. Dengan memiliki buku ini seluruh lapisan masyarakat, terutama akan dapat mengantisipasi dan menekan terjadinya bencana alam serta lebih percaya diri akan semakin tinggi dalam upaya penyelamatan baik perorangan maupun kelompok.
Yang berhubungan dengan Inovasi Air Trans dan Respon yang Tinggi terhadap Bencana Alam Indonesia
Indonesia sebagai suatu negara kepulauan atau “archipelago state” yang memiliki jumlah pulau terbanyak di dunia yang dipisahkan oleh laut yang terluas di dunia, dimana perairan yurisdiksi nasional Indonesia yang meliputi perairan pedalaman atau perairan nusantara, laut wilayah, zone tambahan, landas kontingen dan zone ekonomi eksklusif yang memiliki jarak dari timur ke barat + 3.000 mil laut dan jarak dari utara ke selatan + 1.000 mil laut serta garis pantai + 81.000 km. Kondisi geografis ini mengakibatkan tingkat kerawanan dan spot ancaman yang semakin tinggi, karena frekuensi pemantauan dan pengawasannya yang sangat terbatas, terutama terhadap wilayah2 terpencil. Kemungkinan timbulnya kerawanan dan spot ancaman yang cukup potensial melalui akses wilayah terpencil tersebut, dapat terjadi melalui berbagai sumber dan berbagai cara-cara tertentu. Tingkat kerawanan dan spot ancaman terhadap kondisi bencana alam Indonesia yang sangat tinggi, akan memberikan peluang yang besar terhadap upaya terjadinya “perang dan penjajahan global sebagai suatu paradigma era baru perang abad 21” atau disebut sebagai abstract war atau spekulasi perang sebagaimana sudah dijelaskan di atas.
Bertitik tolak dari dasar pemikiran adanya kemajuan teknologi yang begitu pesat dan timbulnya globalisasi, mengakibatkan segala sesuatu proses dan kegiatan manusia selalu berorientasi terhadap adanya “kecepatan tinggi”, dengan kata lain “siapa lambat akan tertinggal dan tertindas”. Latar belakang pemikiran ini mendorong dan mengakibatkan Indonesia tidak memiliki pilihan lain kecuali dengan segera melakukan tindakan konkrit sebagai suatu inovasi untuk pengembangan dan pembangunan teknologi pesawat terbang dan transportasi udara Indonesia.
Melalui inovasi dan rancang bangun teknologi
pesawat terbang dan transportasi udara Indonesia, yang berorientasi terhadap
transfer teknologi terapan, maka dapat dilakukan pengawasan, pemantauan,
monitoring dan pengendalian dini terhadap wilayah-wilayah rawan yang terpencil
serta sangat sulit terjangkau setiap saat melalui akses darat dan laut. Sebagai
salah satu contoh bentuk inovasi terapan yang dimaksud adalah pesawat udara
ringan dan berat dapat dengan mudah lending di atas laut atau sungai, sehingga dapat
memberikan dukungan bantuan dengan kecepatan tinggi terhadap penanggulangan
bencana alam Indonesia. Inovasi terapan lainnya adalah realtime technology
system deteksi tsunami dan bencana alam Indonesia yang dapat di-instalasi pada
pesawat terbang tersebut. Dengan demikian Indonesia akan dapat diselamatkan
dari bahaya ancaman yang sangat potensial, berdampak dan berskala nasional sebagai akibat
adanya “The Ring Center of Indonesia Dangerous Fire (RC
of IDF)”. berlanjut ke halmn 2a .....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar