Buku 2 : World War 3 (WW 3 ), Perang Dunia 3 Abad 21 Segera Tiba
Realtime Book Technology and Management
Ringkasan :
Ringkasan :
2. Perang Dunia 3 atau World War 3 segera akan tiba
Topik ini disampaikan dalam beberapa bab pembahasan dengan berbagai hal yang sangat erat kaitannya terhadap akan segera terjadinya perang dunia 3, dengan maksud dan tujuan sebagai pendekatan dan pembuktian bahwa perang dunia 3 memang benar segera akan terjadi, dimana ringkasan dari beberapa bab pembahasan tersebut dapat disampaikan seperti di bawah ini, yaitu :
Paradigma Era Baru Presiden RI pada Abad 21
Fokus pembahasan tentang hal ini disampaikan dalam satu bab, termasuk berbagai hal yang terkait dengan topik ini, diantaranya sejarah dan proses perjalanan serta keberhasilan dari beberapa Presiden RI sebelumnya dan pada bagian lain disampaikan beberapa contoh tentang keberhasilan dan kegagalan dari beberapa Presiden negara lain, yang dimaksudkan sebagai bahan perbandingan.
Dari hasil pembahasan di dalam buku ini dapat disimpulkan bahwa Presiden RI pada Abad 21 tetap dari kalangan militer, sebagai akibat adanya “PEBP dan PGA-21 serta Ancaman Perang Dunia 3 segera akan tiba”, termasuk alasan utama adalah adanya kelemahan Indonesia yang disebut sebagai RC of IDF dan “Sumber daya dan Kekayaan Indonesia (SDKI)” terbesar di dunia yang menjadi sasaran utama dari adanya Abstrak War (AW), Natural Power War (NPW) atau Speculation War. Dengan demikian merupakan pilihan yang tepat bagi seluruh rakyat Indonesia dalam rangka misi penyelamatan bangsa Indonesia, bahwa Presiden RI saat ini dan kedepan mestinya tetap bersumber dari kalangan militer, dengan syarat khusus Presiden memiliki wawasan yang luas dan penguasaan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi tinggi atau paling tidak memiliki tingkat pendidikan yang dapat diandalkan.
Terkait dengan hal tingkat pendidikan dari calon Presiden RI kedepan, pada kenyataannya dari hasil data dan informasi serta survey lapangan, bahkan penulis sendiri sempat melakukan wawancara khusus dari beberapa pimpinan terkait di lingkungan TNI dan beberapa post doctoral prajurit TNI yang telah berhasil menyelesaikan pendidikannya di luar negeri pada beberapa unversitas, seperti Harvard University, Durham University, School of Geosciences, University of Edinburgh, School of Environmental Sciences, University of Ulster, University of Southampton, Southampton, UK. Analisa, asumsi dan pemikiran ini berdasarkan dari aspek keilmuan dan hasil riset yang terdapat didalam buku ini, dengan tujuan semata-mata untuk menyelamatkan rakyat Indonesia dari bahaya ancaman perang dunia 3 yang sangat mengerikan dan yang segera akan tiba, sebaliknya tidak terdapat tujuan lain diluar hal ini. Silang pendapat tentunya akan muncul ditengah masyarakat Indonesia yang sangat majemuk, namun jika dihadapkan pada pertanyaan : Bagaimana jika "Perang Dunia 3" sungguh benar terjadi..?. Pada sisi lain juga dibahas didalam buku ini secara tuntas dengan topik "Analisa Peran Kepemimpinan dan Komando", diantaranya adalah peran kepemimpinan sipil untuk menyelamatkan rakyat Indonesia dari bahaya ancaman "Perang Dunia 3 Segera Tiba", untuk memberikan keseimbangan pemikiran dan issu yang berkembang ditengah masyarakat Indonesia, termasuk beberapa alternatif pemikiran yang menjadikan pilihan dalam bentuk pembobotan nilai dengan menggunakan program analisa matematis yang menghasilkan tingkat probabilitas dan keyakinan yang dapat dipercaya.
Peta Politik dan Perang terus mengalami perubahan dan bergerak dinamis
2 Kekuatan Besar Penguasa Dunia : Great Power dan Axis Power
Pada abad sebelumnya : Great Power merupakan negara-negara yang tergabung dalam satu aliansi atau sekutu Amerika, yaitu : Inggris, Rusia, Cina, Spanyol, Arab, dengan NATO sebagai aliansi militernya. Sedangkan Axis Power adalah gabungan kekuatan dari negara-negara seperti Jerman, Itali, Jepang, Hungaria, Rumania dan Bulgaria dengan aliansi milternya disebut dengan Pakta Tripartit. Sebagai akibat kemajuan teknologi dan perlombaan serta persaingan persenjataan, untuk tujuan kepentingan dengan menanamkan pengaruh yang besar serta menguasai sumber daya dan kekayaan dari berbagai negara dibelahan bumi ini. Akibatnya terjadi perubahan aliansi kekuatan, yaitu Amerika dengan aliansi kekutannya disatu pihak dan Rusia dengan aliansi kekuatannya dipihak lain. Sebagai akibatnya timbul ketegangan yang memuncak antara kedua aliansi kekuatan dunia tersebut.
Ketegangan riil masih dapat dimonitor dan masih berpeluang untuk melakukan antisipasi, dan diplomasi akan tetapi bentuk “ketegangan abstrak” sangat sulit dimonitor, termasuk alasannya masih terdapat berbagai “forum diplomasi” sebagai “tirai penutup ketegangan abstrak” tersebut. Situasi dan keadaan ini akan mendorong terjadinya “percepatan perang dunia 3” dengan menggunakan teknologi persenjataan “penghancur massal”, seperti rudal balistik yang berhulu ledak nuklir atau radioaktif, senjata kimia dan virus yan mematikan serta teknologi senjata penghancur massal yang berbasis gelombang elektromagnetik (nano teknologi). Jika teknologi persenjataan ini digunakan akan berakibat terhadap 80 % tatanan kehidupan manusia akan hancur, dan bahkan yang terburuk dapat terjadi kepunahan kehidupan dimuka bumi ini.
Latar Belakang Sejarah, Perlombaan Persenjataan dan Teknologi, Kekuasaan dan Konflik Kepentingan menjadi penyebab utama terjadinya Perang dan Penjajahan Global
Latar Belakang Sejarah,
Dari uraian beberapa dekade abad perang dan penjajahan terdapat latar belakang sejarah dari 2 kekuatan dan penguasa terbesar di dunia, yaitu Great Power dan Axis Power yang merupakan kekuatan utama yang mendorong terjadinya perang dan penjajahan, salah satu contoh latar belakang sejarah tersebut adalah sejarah awal terjadinya perang dunia 1, adalah terbunuhnya Pangeran Franz Ferdinand dari Austria pada tahun 1914.
Realtime Book Technolgy and Management,
Ringkasan :
SUMBU 2 Mega Ancaman Indonesia : Meyelamatkan target zona vital dan strategik dari serangan “Torpedo shut dan Rudal Kapal Selam”, termasuk serangan “Intelijen dan Post Terorrism” yang sangat rawan setiap saat dapat terjadi melalui dukungan kapal selam, karena Indonesia masih cukup lemah dalam bidang “Pertahanan Bawah Laut” dan juga sebagai akibat Indonesia memiliki banyak “Selat Pendekat dan Sea Bottom Profile”, seperti selat Sunda dengan countur bukit dan palung laut yang sangat rawan dijadikan sebagai “Chock Point Strategik” untuk operasi kapal selam asing dengan teknologi berskala medium dan bertenaga nuklir.
Berbagai kebijakan dan alternatif lain untuk mewujudkan SGPBLI abad 21 mestinya terus dilakukan mengingat adanya situasi Indonesia Emergensi pada Sumbu 2 Mega Ancaman Indonesia tersebut dan termasuk adanya berbagai kegiatan terorisme internasional yang semakin meningkat berdasarkan berbagai pendapat dan analisa dari para pakar dan pengamat terkenal dunia dalam bidang militer dan perang, terutama ancaman terbesar dalam bentuk "Post Terrorism". Salah satu alternatif untuk melindungi Indonesia dari berbagai ancaman terutama mega ancaman pada sumbu 2 adalah rekayasa rancang bangun teknologi bawah laut dalam bentuk teknologi Prototipe “Fixed Array Hydrophones Sea Bed Surveilance (FAHSBS) sebagai Anti-Submarines” . Teknologi ini berfungsi sebagai peringatan dini atau early warning terhadap ancaman, dan memiliki kemampuan untuk mendeteksi secara real time kapal selam asing yang menuju atau memasuki wilayah selat pendekat yang rawan seperti dijelaskan di atas, termasuk untuk melindungi jalur bawah laut pada lalulintas ALKI yang sangat ramai dilalui oleh kapal-kapal asing. Rancang bangun teknologi Prototipe FAHSBS dapat dijelaskan secara garis besar yang terdiri dari sederetan sensor array hydrophones yang dipasang tetap atau fixed di dasar laut pada beberapa selat pendekat yang sangat rawan
Unjuk kerja dan uji coba teknologi Prototipe FAHSBS.
Unjuk kerja ini dapat diuraikan secara garis besar seperti gambar di bawah ini, yaitu : Prototipe FAHSBS memiliki kemampuan untuk menentukan antara lain : sudut baringan (bearing angle) atau arah target, jarak dan posisi target serta identifikasi dan klasifikasi kapal selam asing sebagai targetnya. Dimana prototipe FAHSBS ini dirancang berdasarkan Iptek gelombang suara atau akustik bawah laut, dengan source level dalam bentuk gelombang akustik yang dipancarkan oleh kapal selam sebagai targetnya akan mengalami proses sound propagation dan selanjutnya menghasilkan sound ray diagrams dan transmissions paths. Konsep dasar dari rancangan prototipe FAHSBS terdiri dari The 5 basic transmissions modes : Isovelocity structure, Negative sound speed gradient, Positive sound speed gradient, Negative gradient over positive, dan Positive gradient over negative.
Penerapan, manfaat dan kegunaan rancangan prototipe FAHSBS.
Prototipe ini memiliki beberapa kemampuan dan dapat diterapkan untuk mendeteksi atau memantau berbagai bidang dan kegitan, baik dalam operasi militer maupun non militer, termasuk kegiatan yang dilaksanakan di bawah laut dan di darat , yaitu :
Operasi rahasia dan intelijen. Kemampuan mendeteksi kapal selam mini yang melakukan operasi rahasia dan intelijen di dasar laut, seperti operasi rahasia sabotase (pemasangan ranjau bawah laut dan sistem senjata lainnya), dan operasi intelijen untuk mendapatkan data dan informasi vital termasuk pemetaan countur bawah laut dan pemetaan kekayaan sumber daya laut.
Operasi Abstract War (AW) dan Natural Power War (NPW) atau Speculation War seperti dibeberkan didalam buku ini. Operasi AW dan NPW pada umumnya dilaksanakan dengan cara rahasia dalam bentuk yang lebih unik. Rancangan prototipe FAHSBS mampu mendeteksi dan memantau operasi AW dan NPW terutama terhadap “Sumbu 3 Mega Ancaman Inonesia” yang mengakibatkan “Indonesia Emergensi”. Operasi AW dan NPW ini didukung oleh kapal selam, terutama dengan kemampuan tinggi sistem pendorong dan pembangkit daya listrik untuk mengerakkan seluruh sistem peralatan yang menggunakan pembangkit tenaga nuklir yang dikonversi menjadi daya listrik dengan kapasitas yang cukup besar, seperti misalnya kapal selam HMS Ambush kelas astute dari Royal Navy yang dibangun di galangan kapal BAE Systems Marine (VSEL). Sehingga sekelas kapal selam ini dapat menyelam dan bersembunyi serta berlindung dicelah bukit dan palung laut untuk mendekati chock points dari selat pendekat yang sangat rawan, seperti “Selat Sunda”.
(berlanjut ke halmn 3b .....)
(berlanjut ke halmn 3b .....)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar